Hujan Abu Gunung Kelud Dijadikan Ajang Selfie

14 Februari 2014 mungkin menjadi moment valentine yang paling dikenang di Indonesia khususnya yang berada di sekitar Jawa Timur. Sekitar tengah malam terdengar jelas suara gemuruh beserta petir, saya sendiri berdomisili di Ponorogo. Sebagian warga yang tertidur perlahan mulai tersadar dan keluar rumah untk mencari tahu sumber suara tersebut, gelisah. Dan tak lama kemudian banyak abu berterbangan jatuh dari langit yang saat itu sedang mendung beserta kilatan petir yang memancar. Ternyata suara gemuruh dan abu tersebut bersumber dari letusan gunung Kelud, Kediri. Keesokan harinya ketika bangun tidur dan mengecek handphone, saya memperoleh pesan singkat dari teman saya yang kuliah di Surabaya menanyakan kabar Ponorogo apakah disini terjadi hujan abu juga seperti di Surabaya atau tidak. Saya langsung melihat kearah jendela kamar, dedaunan dekat jendela kamar ternyata sudah merunduk dipenuhi oleh abu.
Tak puas dengan pemandangan tersebut sayapun langsung keluar rumah dan melihat keadaan sekitar. Jalan raya sudah berubah menjadi tepi pantai. Tak terlihat warna hitam aspal, melainkan hanya putih bak pasir pantai. 
‘Beranda Facebook saya pasti dipenuhi abu juga,’ pikir saya mengingat rakyat negeri Facebook yang alay. Dan ternyata dugaan saya benar. Semua status di beranda Facebook penuh dengan status tentang hujan abu. Karena ada suatu urusan di kampus, sekitar pukul 10.00 WIB saya nekat pergi ke kampus dengan kondisi abu yang berterbangan dan jalan yang lumayan licin. Dan seperti inilah kondisi saat itu.

Kebetulan saya kerja sambilan di warnet, otomatis kerjaan saya ya online, dan tau sendirilah kalau ada akses internet kebanyakan sih yang pertama kali dibuka adalah facebook (termasuk saya). Dan kembali beranda Facebook saya masih penuh dengan abu vulkanik. Tapi bedanya kali ini banyak yang mengunggah foto daripada menulis status. Tapi yang membuat saya geli adalah banyak yang mengunggah foto narsis diri mereka alias foto selfie. Seperti ini.


Yang saya pikirkan saat melihat foto tersebut adalah ‘apa yang mereka pikirkan kok bisa-bisanya disaat ada musibah bukannya prihatin dengan saudara kita yang ada disekitar Kediri malah senang dan ngeksis di Facebook?’. Serius enggak paham. Apakah sudah separah ini demam selfie menjangkit bangsa kita? Bukankah seharusnya bencana dijadikan ajang kita untuk intropeksi dan bebenah diri?

Read Users' Comments (0)